susah kita tinggalkan, yang kemudian jadi pertanyaan adalah mungkinkah
mengintegrasikan Linux dengan Windows ?
Jawabannya adalah sangat mungkin, dan bahkan telah terjadi. Apabila anda surfing di
internet dengan menggunakan Internet Explorer yang notabene berjalan dibawah
Windows. Kemudian anda mengunjungi berbagai website yang berjalan diatas web
server Apache, yang tentu saja berjalan di Linux. Internet dapat anda nikmati berkat
adanya DNS yang ternyata banyak berjalan di Linux dan varian Unix lain. Ilustrasi ini
menggambarkan integrasi yang terjadi di dunia internet. Lalu bagaimana halnya di
lingkungan perusahaan, mungkinkah anda menggunakan Linux dan Windows dalam
satu jaringan dan antara kedua OS tersebut saling bertukar data tanpa kesulitan ?
Tulisan kali ini memberikan gambaran salah satu bentuk integrasi Linux-Windows
khususnya dalam sharing file dan printer dengan memanfaatkan Samba. Samba
bertindak sebagai daemon di Linux dan mengemulasi protocol SMB yang merupakan
protokol standar untuk sharing file/printer di Windows, sehingga Linux bertindak
seolah-olah sebagai server Windows.
Mengapa Integrasi ?
Ada beberapa alasan mengapa dalam tahap tertentu anda memerlukan integrasi.
Pertama, anda perlu melatih pemakai untuk bermigrasi ke Linux yang tentu
membutuhkan waktu. Bahkan mungkin pemakai tertentu tidak mau beralih ke Linux
karena berbagai alasan, misalnya tidak ada waktu untuk belajar, sudah mapan dengan
windows, atau pekerja dengan posisi di manajemen. Bisnis harus berjalan, dan anda
harus mengintegrasikan Windows dengan PC atau server Linux.
Kedua, perusahaan mungkin menggunakan aplikasi engineering dan grafis tertentu
yang format filenya tidak sepenuhnya kompatibel dengan aplikasi Linux. Sedangkan
anda memerlukan file server untuk menyimpan data tersebut. Samba dapat
menyimpan file tersebut untuk diakses Windows.
File dan Print Server
Anda bisa melakukan sharing file dan printer antar PC yang menggunakan Linux
maupun Windows. Artinya file dan printer yang terdapat di Linux dapat diakses oleh
Windows, dan sebaliknya.
Selain sharing file/printer antar PC dapat pula dibangun server menggunakan Linux
atau Windows. Misalnya sudah terdapat file/print server berbasis Windows, anda tetap
dapat mengaksesnya dari PC berbasis Linux. Jika bermaksud membangun server baru
maka Linux disertai Samba merupakan pilihan tepat dan murah.
Samba biasanya telah terpasang secara default di berbagai distribusi Linux. Untuk
konfigurasi digunakan SWAT atau langsung di file smb.conf. Pada Mandrake Linux
juga tersedia wizard untuk men-setting samba dengan mudah di mandrake control
center.
Kunci utama konfigurasi adalah server Samba dan Windows harus berada dalam satu
workgroup, sehingga setting tersebut harus disamakan antara Linux dengan Windows.
Selain itu pastikan service smbd dan nmbd di server Samba harus running. Kedua
service tersebut adalah daemon penyedia sharing file/printer serta NetBIOS.
Selanjutnya dibuat folder untuk disharing serta setting security-nya. Setelah itu Linux
dapat diakses tak ubahnya mengakses server Windows. Anda dapat menggunakan
Network Neighboorhood untuk mengakses file server Linux yang dilengkapi Samba.
Klien Linux pun dapat mengakses server Samba asalkan klien tersebut dilengkapi
smbclient yang merupakan bagian dari distribusi Samba. Service tersebut bertindak
tak ubahnya seperti ftp klien yang mengakses Linux. Skenario ini bahkan dapat
digunakan untuk mengakses file server Windows dari PC Linux !
Prinsip berbagi printer tidak jauh berbeda dengan berbagi file. Selama Linux dengan
Windows berada dalam satu workgroup dan pada masing-masing PC telah di-enable
sharing nya maka anda dapat mengaksesnya.
Samba Sebagai PDC dan Member Server
Kemampuan lain Samba adalah sebagai Primary Domain Controller (PDC) untuk
memusatkan autentifikasi dalam jaringan. Samba bertindak sebagai PDC pengganti
Windows NT/2000, dan klien Windows dapat terhubung ke server layaknya
menggunakan Windows NT/2000. Ini sangat membantu apabila anda tidak punya
cukup budget untuk membeli Windows NT/2000.
Keuntungan utama adalah autentifikasi menjadi lebih terintegrasi karena
menggunakan user account yang terdapat di PDC. Dengan demikian penggunaan
password menjadi lebih konsisten dan user tidak perlu lagi mengingat password untuk
mengakses file dan printer di lokasi yang berbeda.
Teknik konfigurasinya adalah dengan menambahkan account komputer klien dan
account user di server Samba. File smb.conf juga harus disesuaikan untuk konfigurasi
sebagai PDC. Teknik konfigurasi praktis Samba sebagai PDC dapat diperoleh di
http://www.linux-mag.com/2002-02/samba_01.htm.
Alternatif lain adalah menjadikan Samba sebagai member server yang menginduk ke
PDC. Dalam hal ini PDC dapat berupa Linux maupun server Windows! Server Samba
dapat bergabung ke domain dengan perintah smbpasswd. Kemudian file smb.conf di
Samba harus diedit atau konfigurasi mudah dengan SWAT. Buka link
http://www.geceventures.com/tech/linux/samba/member_server.shtml untuk petunjuk
cepat dan mudah. Klien Windows dan Linux dapat mengakses Samba menggunakan
account domain yang tersimpan di PDC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar